Universitas Al-Azhar memecat sekitar 450 mahasiswanya. Kebanyakan mahasiswa yang dikeluarkan oleh pihak universitas adalah anggota gerakan Ikhwanul Muslimin.
Kepala Departemen Kemahasiswaan, Mohammed Abdul Rahim yang mengumumkan pemecatan itu mengatakan, universitas juga menolak permohonan mereka agar tetap bisa tinggal di penginapan universitas di kawasan Nasr City karena berdasarkan penyelidikan aparat intelijen Mesir, para mahasiswa itu terlibat dalam aktivitas politik.
Rahim menambahkan, ada dua daftar mahasiswa yang dikeluarkan dari universitas Al-Azhar. Daftar pertama berisi nama-nama mahasiswa yang dikeluarkan karena dianggap melakukan pelanggaran disiplin universitas dan daftar kedua berisi nama-nama mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas politik.
Situs Al-Azhar Di-Hack
Sementara itu, para pengunjung situs universitas Al-Azhar sepanjang hari Minggu kemarin tidak bisa mengakses informasi tentang Islam yang ada di dalam situs tersebut. Situs itu di-hack dan halamannya diganti dengan sebuah alamat jaringan baru bertuliskan “sovalye-starturk” . Uniknya, kalangan Ikhwanul Muslimin yang pertama kali menginformasikan bahwa situs Al-Azhar-situs rujukan Muslim Sunni di berbagai negara yang ingin mengetahui tentang Islam-dihack orang.
Menurut Ikhwanul Muslimin, kejahatan cyber di Mesir sudah sering menimpa sejumlah situs penting di negeri itu. Bulan Agustus lalu, para hacker merusak situs Universitas Alexandria termasuk data finansial universitas universitas tersebut. Akibatnya, pihak universitas kehilangan data finansial mereka selama tiga bulan terakhir.
Pelakunya yang mengaku sebagai orang Mesir meninggalkan pesan bertuliskan “Saya sangat mencintai Mesir, tapi tidak orang-orangnya … tapi Mesir adalah tempat asal saya, tempat saya dilahirkan.” Mereka juga mengatakan sengaja meng-hack data finansial Universitas Alexandria karena sekolah itu telah menghabiskan dana triliunan pound selama periode itu.
Para analis di Mesir mengatakan, tindakan itu merupakan gaya baru yang muncul di Mesir sebagai cara untuk mengungkap praktek-praktek korupsi di sejumlah insitusi negeri itu dan masyarakat tidak akan marah dengan tindakan para hacker yang dianggap telah menunjukkan “betapa mengerikannya pengelolaan negara Mesir.”
Cairo - 28 - Juni -2010
Kepala Departemen Kemahasiswaan, Mohammed Abdul Rahim yang mengumumkan pemecatan itu mengatakan, universitas juga menolak permohonan mereka agar tetap bisa tinggal di penginapan universitas di kawasan Nasr City karena berdasarkan penyelidikan aparat intelijen Mesir, para mahasiswa itu terlibat dalam aktivitas politik.
Rahim menambahkan, ada dua daftar mahasiswa yang dikeluarkan dari universitas Al-Azhar. Daftar pertama berisi nama-nama mahasiswa yang dikeluarkan karena dianggap melakukan pelanggaran disiplin universitas dan daftar kedua berisi nama-nama mahasiswa yang terlibat dalam aktivitas politik.
Situs Al-Azhar Di-Hack
Sementara itu, para pengunjung situs universitas Al-Azhar sepanjang hari Minggu kemarin tidak bisa mengakses informasi tentang Islam yang ada di dalam situs tersebut. Situs itu di-hack dan halamannya diganti dengan sebuah alamat jaringan baru bertuliskan “sovalye-starturk” . Uniknya, kalangan Ikhwanul Muslimin yang pertama kali menginformasikan bahwa situs Al-Azhar-situs rujukan Muslim Sunni di berbagai negara yang ingin mengetahui tentang Islam-dihack orang.
Menurut Ikhwanul Muslimin, kejahatan cyber di Mesir sudah sering menimpa sejumlah situs penting di negeri itu. Bulan Agustus lalu, para hacker merusak situs Universitas Alexandria termasuk data finansial universitas universitas tersebut. Akibatnya, pihak universitas kehilangan data finansial mereka selama tiga bulan terakhir.
Pelakunya yang mengaku sebagai orang Mesir meninggalkan pesan bertuliskan “Saya sangat mencintai Mesir, tapi tidak orang-orangnya … tapi Mesir adalah tempat asal saya, tempat saya dilahirkan.” Mereka juga mengatakan sengaja meng-hack data finansial Universitas Alexandria karena sekolah itu telah menghabiskan dana triliunan pound selama periode itu.
Para analis di Mesir mengatakan, tindakan itu merupakan gaya baru yang muncul di Mesir sebagai cara untuk mengungkap praktek-praktek korupsi di sejumlah insitusi negeri itu dan masyarakat tidak akan marah dengan tindakan para hacker yang dianggap telah menunjukkan “betapa mengerikannya pengelolaan negara Mesir.”
Cairo - 28 - Juni -2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar