Jumat, 25 Juni 2010

Catatan Hati Seorang Suami

Aku tahu kamu rindu. Bahkan hingga kini kau selalu ucapkan itu padaku. Tapi tunggulah suatu saat, bila masanya aku sudah mampu menemuimu. Menatap wajahmu dan menghadirkan sejuta tawa untukmu. Mungkin hanya itu yang bisa aku beri untukmu, selain sebuah komitmen bahwa kita akan selalu bersatu. Untuk meniti jalan ini dengan hati yang saling mengasihi. Karena ini adalah ikatan suci yang akan kita jaga hingga akhir nanti.


Penantian pasti berakhir, perjumpaan pasti terjadi. Hanya soal waktu dan Rabb kita nanti , Semoga menghadiahkan pertemuan yang berkesan, antara dua insan yang sudah dijalin pernikahan. Semoga derai-derai harap akan selalu muncul, di balik jiwa yang sangat masygul. Bukan karena tak ada dunia, tapi hanya karena kau berada nun jauh di sana. Tunggu aku, karena aku akan segera menjemputmu.



Biarlah penat selalu hadir. Mengusir rasa bengong yang sering mengalir. Biarlah lelah selalu menyapa, selama kamu dan anak-anak bahagia. dan selalu memohon dan meminta ampunan, dari segala kekurangan dan ketidakmampuan pasangan. Tak banyak yang bisa diberikan, selain sesuap nasi dan secuil harapan. Cita-cita keluarga takwa, yang akan mengharumkan dunia. Dengan akhlak yang baik dan pekerti yang luhur.



Kuatkan tekad di dada, bahwa perjuangan ini akan berlangsung lama. Didiklah putra putri kita, menjadi apa yang pelita peradaban dunia. Terang dalam kebenaran, dan tenang dalam kesederhanaan. Ingatkan ketika salah, karena alpa dan khilaf bisa datang kapan saja. Semoga berjabatnya tangan kita, akan menjadi saksi kesungguhan kita meniti jalan Nya.amin

Tidaklah seorang perempuan menyakiti hati suaminya di dunia, kecuali istrinya dari kalangan bidadari akan berkata, "Janganlah engkau menyakitinya,sebab dia bagimu hanya tamu yang mampir, dan akan meninggalkanmu untuk berpaling kepadaku." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)


waallahua’am


Andi .Muhammad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar